Suasana nampak sangat berbeda di ITS kemarin(14/12). Sejumlah aparat keamanan berjajar di kawasan kampus ITS sehingga kegiatan perkuliahan diliburkan. Hal ini dikarenakan ITS menyelenggarakan kegiatan berupa kuliah umum dengan narasumber utama yaitu DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia. Kegiatan ini diadakan di gedung Graha ITS mulai pukul 08.30-12.00 WIB. Walaupun acara dimulai pada pukul 08.30, pemeriksaan peserta dimulai dari pukul 06.00 WIB oleh aparat keamanan. Presiden didampingi ibu negara, Ani Bambang Yudhoyono dan 10 menteri kabinet Indonesia Bersatu diantaranya adalah Andi Malarangeng selaku Menteri Pemuda dan Olahraga dan Muhammad Nuh, DEA selaku Menteri Pendidikan Nasional. Acara ini dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Tokoh Masyarakat Jawa Timur, Praktisi akademis, Mahasiswa ITS. Selain dari pihak yang telah disebutkan. Kegiatan ini diikuti pula oleh 11 perguruan tinggi di Indonesia melalui video conference. Dalam kesempatan ini presiden juga sekaligus meresmikan Forum Inovasi Indonesia 2010 di ITB. Dalam kuliah umum yang bertema Akselerasi Inovasi Teknologi Dalam Rangka Mencapai Keunggulan Ekonomi Nasional, presiden memberikan pembahasan dengan judul Teknologi, Ekonomi, Masa Depan Indonesia. Beliau memaparkan long term strategic visionGlobal Economic Growth yang bersifat kuat, seimbang, berkelanjutan, inklusif yaitu dapat dirasakan oleh semua elemen hingga ekonomi lemah. Selain itu juga terdapat 9 prinsip yang harus terus diperhatikan diantaranya pengembangan pendekatan budaya dan sumber daya. Pemerataan perdagangan, penerimaan pendapatan yang besar, penurunan hutang luar negeri, meningkatkan pelayanan, alat pertahanan harus mandiri. Kemudian juga memiliki keunggulan yang komparatif dan kompetitif. Pendekatan pasar dan pertumbuhan yang sesuai juga harus dilakukan. Tidak hanya sampai pada 9 prinsip saja. Masih banyak hal penting yang harus menjadi perhatian bersama antaranya ketahanan pangan, pendapatan negara, investasi dari investor lokal dan asing, transportasi. Kemudian dari segi pariwisata harus juga dikembangkan, tenaga kerja dan UMKM yang memiliki dampak ke perekonomian sebagian besar masyarakat kita. Dari sisi kesiapan teknologi(technology readyness) Indonesia menduduki peringkat 91 dari 139 negara. Disini, pengembangan teknologi harus terus dilakukan untuk menaikkan peringkat tersebut dan juga sebagai mesin penggerak pembangunan di Indonesia. Konkritnya, menciptakan teknologi dan ekonomi yang lebih kompetitif, efisien, lebih cepat, produktivitas tinggi dan juga solutif. Peran perguruan tinggi sangat terkait dalam mencapai masa depan Indonesia lebih baik. Karena didalamnya terdapat potensi yang besar untuk kedepannya yaitu para mahasiswa yang harus terus didorong untuk berkreasi baik dengan seni, kreatif dan teknologi. Tiga unsur yaitu seni, kreatif, teknologi harus berjalan seimbang untuk dapat menghasilkan suatu hasil yang maksimal. "Oleh karenanya doronglah mahasiswa untuk berimajinasi, karena dari situlah mereka dapat mengembangkan ide untuk berinovasi demi masa depan kita bersama." tutur SBY. Dalam kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan usulan-usulan dari mahasiswa yang sering beliau terima. Beliau menilai 70% usulan mahasiswa merupakan usulan yang orisinil yaitu bebas dari kepentingan apapun, dan berasal dari nuraninya. Mayoritas usulan itu adalah tentang kemandirian energi yaitu mengoptimalkan nuklir sebagai sumber energi dengan tempat yang tepat, keamanan yang benar. Kemudian permasalahan korupsi dan mafia hukum harus diberantas habis. Masalah Lapindo yang tak kunjung usai. HAM sebagai Ruh Reformasi, Reformasi Birokrasi mulai dari semua elemen termasuk pada para penegak hukum. Indonesia antara lain adalah menjadi negara maju di abad 21 dan menjadi emerging economic pada 15 tahun mendatang. Melihat kenaikan posisi indeks kompetitif negara kita yang mulanya pada tahun 2005 di peringkat 54 kini naik di peringkat 44. Maka optimis dua tujuan utama tersebut dapat tercapai. Hal ini tak luput juga dari peran inovasi teknologi. Selanjutnya, ekonomi dan teknologi harus berjalan sinergis sehingga dapat mencapai kesejahteraan bersama. Indonesia memiliki begitu banyak potensi ekonomi nasional yang masih belum dimanfaatkan dengan baik. Oleh karenanya diperlukan perhatian serta tindakan dalam mengembangkan sumber daya tersebut. Untuk menjadi negara maju yang produktif Indonesia harus memenuhi persyaratan demografic defiden yaitu memiliki populasi penduduk yang besar dengan skill dandisiplin yang tinggi. Kemudian memiliki pendapatan yang diperoleh tidak hanya berasal dari kegiatan ekspor saja namun juga investasi baik dari investor lokal maupun asing. Memiliki ide. "Banyak negara maju yang tumbuh dengan ide yang diadopsi oleh negara lain, maka kita mampu mengembangkan ide dan teknologi untuk dapat mencapai tujuan bersama " lengkap Presidem Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.. Dalam mencapai tujuan itu, Indonesia berusaha memiliki
Jumat, 17 Desember 2010
Minggu, 12 Desember 2010
SBY Akan Beri Kuliah Umum di ITS
Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan memberikan kuliah umum di Kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa depan. Kuliah umum bertema "Akselerasi Inovasi Teknologi Dalam Rangka Mencapai Keunggulan Ekonomi Nasional". "Kuliah berlangsung di Graha Sepuluh November, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya," kata Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni ITS Djawahir Adenan di Jakarta, Ahad (12/12). Pada kesempatan yang sama, Presiden Yudhoyono juga akan menerima anugerah berupa Anggota Kehormatan Ikatan Alumni ITS. Menurut Djawahir, Presiden sebelum masuk Akabri, sempat kuliah di Teknik Mesin ITS. Ia mengatakan, kuliah Presiden akan diikuti sekitar 2.000 peserta dari unsur civitas akademika ITS yakni dosen, mahasiswa, karyawan dan alumni, lalu pejabat sipil, militer, dan tokoh masyarakat Jatim. "Kuliah ini dapat diakses secara live streaming atas dukungan PT Telkom Tbk," ujarnya. Rangkaian kegiatan Presiden lainnya meresmikan Gedung Pusat Robotika dan Gedung Pusat Energi dengan menandatangani prasasti. Ia juga menjelaskan, kedatangan Presiden bertepatan dengan ulang tahun ke-50 ITS. Hingga kini, ITS yang diresmikan Presiden Soekarno pada 10 November 1960, telah memiliki sekitar 60 ribu alumni. Ke depan, menurut Djawahir, penting makin mengembangkan technopreneur di kalangan alumni, sehingga inovasi teknologi bisa langsung diaplikasikan dan berpengaruh terhadap perekonomian nasional.
Jumat, 03 Desember 2010
Menilik Kembali Kisah "Arie Hanggara"
Ada yang bilang ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri. Tapi ibu tiri yang satu ini jauh lebih kejam. Arie Hanggara, bocah 7 tahun ini tewas dianiaya orang tuanya sendiri. Peristiwa pada akhir November 1984 itu tiba-tiba menyentakkan perhatian publik. Media massa menuliskannya panjang-lebar. Sidang pengadilannya membeludak. Orang ingin tahu seperti apa sosok kedua orang tua Ari: Machtino bin Eddiwan dan Santi binti Cece. Bahkan rekonstruksi yang harus dilakukan suami-istri itu nyaris gagal karena massa melampiaskan kemarahan kepada kedua pesakitan. Arie tiba-tiba menjadi simbol dari anak-anak yang tertindas. Bahkan sampai-sampai tim pengacara orang tua Arie mendapat teror dari orang-orang yang tidak dikenal. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nugroho Notosusanto sempat membuatkan patung Arie--meski akhirnya dibatalkan--sebagai peringatan agar kasus serupa tak terulang di masa mendatang.
Akibat himpitan beban ekonomi yang dialami oleh kedua orang tuanya, ayahnya seorang pengangguran, dengan tiga orang anak, membuatnya gelap mata. Akibatnya dia menjadi ringan tangan. Ketika suatu hari dituduh mencuri uang maka Arie Hanggara dipukul dan disiksa hingga menemui ajal di tangan orang yang seharusnya melindunginya.Jangan sampai kawan, kekhilafan orang tua seperti itu terulang lagi di zaman modern ini. Hal itu sudah cukup menjadi pelajaran kepada orang tua bahwa senakal-nakalnya anak ketauhilah bahwa itu merupakan ujian dari Allah kepada kita, Allah mengukur seberapa sabar orang tua menghadapi anak seperti itu,bagaimana mendidiknya dan menjadikan anak itu lebih baik. Jangan sampai penyesalan yang datang nantinya.
Langganan:
Postingan (Atom)