Project Management In Construction
Narasumber : Tri Joko Wahyu Adi, PhD.
Project Management In Construction atau lebih dikenal dengan Manajemen Proyek Konstruksi / Bangunan memiliki prinsip yang sama dengan Manajaemen Proyek Teknologi Informasi. secara garis besar kedua hal diatas sama-sama memiliki proyek. Namun yang membuat kedua hal tersebut berbeda tentunya tipe dari proyek masing-masing. Manajemen proyek kontruksi lebih kepada bagaimana memanage sebuah proyek konstruksi bangunan sedangkan management proyek teknologi informasi lebih kepada bagaimana memanage sebuah proyek IT. Berbicara tentang proyek maka kita tidak akan lepas dengan "apa sih proyek itu?". Disini narasumber menjelaskan tentang arti atau definisi sebuah proyek.
Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan dengan alokasi sumber daya(man, machine, material, money) tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaranya telah ditetapkan secara jelas. (Soeharto.I, 1999).
Dan menurut beliau sendiri, sebuah proyek tidak hanya sekedar produk tapi bisa juga berbentuk jasa. Dalam menangani sebuah proyek sendiri, ada 3 hal penting yang harus diketahui yakni 3 constraint triangle proyek :
- Quality
- Time
- Cost
Ketiga elemen ini membentuk bangunan segitiga sama sisi yang memiliki keterikatan atau hubungan satu sama lain. makna dari segitiga sama sisi sendiri adalah kontribusi masing-masing elemen diatas sama-sama besar. Filosofi dari segitiga sama sisi sendiri yakni ketika ada satu elemen berada di puncak segitiga, maka dua elemen yang lain berada di bawah sebagai penopang/pembantu(kalau narasumber bilang istilah jawanya 'ngalah').
Seorang project manajer harus mampu menyeimbangkan beberapa faktor dibawah ini dalam memanage sebuah proyek, yakni :
- Scope
- Resource
- Budget
- Schedule
- Quality
Dimana masing-masing faktor diatas memiliki RISK atau resiko yang berbeda-beda.
Berikut akan saya jelaskan PMBOK dan
9 area keilmuan manajemen proyek.
PMBOK (Project Management Body Of
Knowledge) adalah keseimbangan knowledge dalam memanage sebuah proyek. Dimana
keseimbangan knowledge disini adalah berbentuk teknis dan socio cultural
aspect. Untuk 9 area keilmuan manajemen proyek sendiri masih di cluster ke 3
bagian yakni :
- Frame : project integration management
- Core : project scope management, project time management, project cost management,project quality management.
- Support : risk management, procurement management, communication management, human resource management.
Dari ke 9 area keilmuan diatas
project scope management merupakan yang paling penting. Kenapa? Karena dengan
scope management ini kita jadi tahu mana
yang masuk pekerjaan kita dan mana yang bukan. Dengan kata lain scope
management ini bisa menentukan lingkup pekerjaan kita. Scope management sendiri
memiliki 5 tahap yakni :
- Scope planning : anda minta dibuatkan proyek seperti apa, semua direncanakan di tahap ini
- Scope definition : kemudian di tahap ini scope didefinisikan secara jelas.
- Create WBS : kemudian membuat WBS (work breakdown structure)
- Scope verification : setelah di breakdown, kita Tanya kepada owner apakah proyek yang dibuat sudah seperti apa yang kita inginkan.
- Scope control : dipakai apabila di tengah-tengah pengerjaan proyek ada variation order.
Time
management (manajemen waktu) memiliki 5 tahap juga yakni :
- Activity definition : mendefinisikan apa yang akan kita schedulkan.
- Activity sequencing : kemudian mengerjakan urutan pengerjaan proyek
- Resource estimating : sumber daya apa yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek.
- Duration estimating : menentukan durasi penyelesaian proyek.
- Schedule development & control : melakukan pengawasan dan penambahan schedule jika diperlukan.
Cost
management (manajemen harga/pendanaan proyek) memiliki 3 tahap yakni :
- Cost estimating : estimasi biaya proyek. Estimasi biaya proyek memiliki 3 jenis yakni : estimasi kasar oleh pemilik proyek, estimasi pendahuluan, estimasi detail. Pendanaan proyek bisa berasal dari sumber pendanaan proyek, dana pemerintah, dana swasta, kerjasama pemerintah dan swasta ( public private partnership) contohnya adalah pryek mall dan sejenisnya.
- Cost Budgeting : Penyediaan Biaya Proyek.
- Cost Control : Pengawasan Biaya Proyek.
Quality
management (manajemen kualitas proyek) memiliki 3 tahap juga yakni :
- Quality planning : berupa perencanaan kualitas proyek (time, cost, product).
- Quality assurance : berupa jaminan kualitas proyek.
- Quality control : berupa hasil akhir proyek. Apakah hasilnya bagus atau tidak.
Human
resource management (manajemen sumber daya) lebih kepada pengelolaan resource
proyek.
Communication
management (manajemen komunikasi) lebih kepada pentingnya komunikasi antar
stakeholder yang terkait dengan proyek ini.
Risk
management (management resiko) memiliki 4 tahap yakni :
- Risk identification : berupa identifikasi resiko ( membayangkan apa yang akan terjadi dalam proses pengerjaan proyek).
- Risk analysis : berupa analisa resiko.
- Risk response : respon resiko ada 2 risk style dan risk respond
- Risk style : risk lover, risk neutral, risk avers
- Risk respond : avoid(menghindar), reduction(mengurangi), transfer(mentransfer), acceptance(pasrah).
Procurement
management (manajemen pengadaan proyek) memiliki 2 tahap yakni :
- Select seller (memilih penjual)
- Contract administrative, dibagi menjadi 2 : proyek local : dikerjakan oleh kontraktor local, dari dana swasta/ pemerintah. Proyek internasional : kontraktor dari luar negeri, dana merupakan dana hibah / bantuan dari luar negeri.