Resume, Perbedaan, serta Contoh Proyek TI & Non-TI
Mind maps Perbedaan Proyek TI & Non-TI |
Proyek TI dan Non TI
Baiklah, sebelum bicara banyak mengenai Proyek TI dan Non TI,
tentunya kita harus tahu dulu definisi proyek sendiri. Ada banyak definisi
proyek yang saya kutip dari berbagai sumber, yakni :
Proyek adalah sebuah usaha keras yang bersifat temporary
untuk membuat produk, jasa atau hasil yang unik. (Kathy Schwalbe).
Proyek: beberapa rangkaian aktifitas dan pekerjaan yang
Memiliki tujuan spesifik yang harus diselesaikan dalam batas-batas spesifikasi yang sudah ditentukan
Memiliki ketentuan tanggal mulai dan tanggal berakhirnya
Memiliki keterbatasan pembiayaan
Menggunakan sumberdaya (seperti uang, orang, peralatan dll)
Memiliki tujuan spesifik yang harus diselesaikan dalam batas-batas spesifikasi yang sudah ditentukan
Memiliki ketentuan tanggal mulai dan tanggal berakhirnya
Memiliki keterbatasan pembiayaan
Menggunakan sumberdaya (seperti uang, orang, peralatan dll)
(Harold Kerzner).
Proyek adalah usaha temporer untuk membangun produk atau
layanan unik. Proyek biasanya memiliki batasan dan risiko terkait dengan biaya,
jadwal, atau kinerja hasil. ( James R. Chapman(1997).
Proyek adalah sekumpulan kegiatan unik yang saling
terkoordinasi, dengan titik awal dan akhir yang ditetapkan, dilaksanakan oleh
individu atau tim untuk mencapai tujuan tertentu dengan parameter jadwal, biaya
dan kinerja seperti yang dinyatakan di business case. (Office Government
Commerce,”Project Management,”)
Proyek adalah sekumpulan usaha dari beberapa stakeholder
yang terlibat yang saling bekerja sama untuk mencapai goal tertentu. Goal dari
dari sekumpulan usaha ini tentunya adalah sebuah produk(Burhan.2012).
Bicara tentang proyek, maka kita tidak bisa dipisahkan
dengan yang namanya proyek TI. Karena secara tidak langsung kita sebagai orang
TI kita akan dihadapkan dengan proyek ini. Proyek tidak hanya proyek TI saja
melainkan ada proyek-proyek lain yang notabene bisa disebut dengan proyek
Non-TI. Yang artinya proyek ini masih belum menerapkan TI dalam proses
bisnisnya. Perbedaan mendasar inilah yang membedakan proyek TI dengan Non-TI. Berikut
saya jabarkan apa saja perbedaan antara proyek TI dan Non-TI :
PROYEK
TI
|
PROYEK
NON TI
|
Lebih kepada pemenuhan kebutuhan strategis pemerintahan
|
Masih belum menggunakan solusi berbasis TIK dalam pemenuhan kebutuhanya
|
Memiliki dukungan kepemilikan
|
Belum menggunakan proses dan metodologi yang didukung oleh TI
|
Memiliki tanggal mulai dan tanggal berakhir yang spesifik
|
Project tidak terintegrasi dengan fungsi bisnis yang terjadi
|
Ruang lingkup yang terdefinisi dan terdokumentasi
|
Stakeholder yang terlibat lebih sedikit, namun lebih mudah
teridentifikasi
|
Memiliki anggaran yang terbatas
|
Resiko : pengelolaan buruk, tapi dampak negatifnya sedikit
|
Hasil akhir yang spesifik
|
System pendanaan dan penjadwalan proyek sangat bagus
|
Memiliki batasan kualitas
|
System kerja (staffing) full time
|
Menggunakan solusi berbasis TIK
|
|
Menggunakan proses dan metodologi yang didukung oleh TI
|
Jadi, memang sudah
jelas bahwa perbedaan mendasar dari proyek TI dan proyek Non-TI adalah keterlibatan
teknologi informasi (IT) dalam setiap proses bisnis yang dijalankan di
masing-masing proyek disamping juga resiko-resiko, scope dan project structure yang
dimiliki masing-masing proyek.
Referensi :
Pdf Teori dan praktik manajemen proyek TIK (modul 7)
Slide ppt materi pertemuan 1 kelas MPTI C
Pdf Teori dan praktik manajemen proyek TIK (modul 7)
Slide ppt materi pertemuan 1 kelas MPTI C
CONTOH PROYEK TI DI DUNIA
Proyek
Jaringan Pemerintah Daerah di Brasil: Piraí Digital Project
Proyek
jaringan pemerintah daerah diawali dari prinsip ―penyampaian layanan yang
disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan pengintegrasian TIK dengan kegiatan
pembangunan sosial dan ekonomi yang lebih luas.‖ Pirai adalah daerah
pedalaman di negara bagian Rio de Janeiro, Brasil. Disana terdapat sekitar
25.000 penduduk. Di akhir 1990-an Pirai Digital Project dimulai dengan
sedikit bantuan dari Pemerintah Federal untuk memodernisasi kantor pajak
daerah. Targetnya adalah untuk memperbaiki fasilitas telekomunikasi, yang
pada saat itu hanya menggunakan dua saluran telepon dan dua komputer, ke
jaringan IP hybrid fixed-wireless untuk menghubungkan kantor-kantor
pemerintah. Namun ketika disadari bahwa konektivitas broadband dapat
diperluas ke area yang lebih besar dengan hanya sedikit tambahan biaya,
komite masyarakat yang meliputi otoritas pemerintah daerah dan perwakilan
dari organisasi kemasyarakatan serta sektor swasta berkumpul untuk menyusun
rencana memperluas jaringan nirkabel ke sebagian besar daerah Pirai sebagai
bagian dari rencana yang lebih luas untuk melakukan diversifikasi ekonomi
lokal dan menarik investasi baru. Ini diperlukan mengingat perusahaan listrik
negara, yang merupakan pemberi kerja lokal terbesar, telah diprivatisasi dan
mem-PHK-kan banyak pegawai. Proyek ini fokus pada empat bidang: e-government;
pendidikan, termasuk pendidikan jarak jauh bekerja sama dengan konsorsium
perguruan tinggi negeri), public access point, termasuk pelatihan
bekerja sama dengan berbagai LSM, dan adopsi UKM.
|
Biaya
proyek ini mencapai 33.600 USD, atau sekitar 2.800 USD per desa. Perguruan
tinggi, LSM, dan perusahaan swasta berkontribusi dengan peralatan,
pengembangan aplikasi, dan tenaga ahli dalam penerapan dan operasi jaringan
daerah. Saat ini, jaringan ini telah memiliki lebih dari 50 titik broadband
menghubungkan seluruh kantor pemerintah daerah dan sebagian besar sekolah
dan perpustakaan umum. Jumlah public access point terus meningkat, dan
sebuah perusahaan swasta dengan kepemilikan mayoritas daerah telah dibentuk
untuk mengkomersialisasikan layanan ke kalangan bisnis dan rumah tangga
Suksesnya proyek Pirai dikarenakan beberapa faktor berikut:
Kurangnya subsidi publik (diluar bantuan untuk memodernisasi kantor pajak)
memaksa para pimpinan daerah untuk mencari sumber daya melalui kerja sama
dengan berbagai pihak baik dari sektor swasta dan masyarakat sipil. Bantuan
yang diterima berupa kombinasi dari in-kind contribution, kemitraan,
dan anggaran kota yang terbatas.
Proyek Pirai Digital memperlihatkan bahwa komponen
terpenting dari proyek bukanlah pemasangan sistem TI tetapi penyampaiannya ke
pengguna dan perluasannya untuk berhubungan dengan sistem lainnya. Tahapan
manajemen proyek TIKP meliputi: Perencanaan, Implementasi, Pengawasan, dan
Evaluasi. Beberapa istilah lain seringkali digunakan untuk merujuk kepada fase-fase
tersebut, seperti berikut:
|
||
Otomasi Back office:
Meningkatkan Efisiensi dan Penyampaian Layanan
Mengotomasi
proses-proses pemerintah akan cukup menantang bagi negara berkembang dimana
sebagian besar memiliki birokrasi yang tidak efisien, korup dan bobrok. Pada
kasus demikian, pengembangan sistem elektronik tidak hanya terkait masalah
teknologi informasi, tapi juga mencakup perlunya kajian kebutuhan dan
rekayasa ulang administrasi pemerintahan, penyimpanan catatan, dan manajemen
pengetahuan. Proses ini menentukan sukses-tidaknya proyek e-government.
Meskipun demikian, pemerintah nasional dan daerah di negara-negara seperti
India, Filipina, Chile, dan Brasil telah mengimplementasikan otomasi proses
pengadaan, administrasi pajak, dan sistem pemerintah lainnya dengan
komprehensif. Jenis reformasi seperti ini meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, dan kepercayaan terhadap kemampuan pemerintah untuk
menyampaikan layanan kepada masyarakat.
Pemerintah
Karnataka, India telah mengembangkan sistem pendataan lahan Bhoomi yang
banyak dipuji. Dengan menggunakan teknologi identifikasi biometrik, scanning
dokumen, dan kios informasi yang tersebar, sistem ini telah mengotomasi
20 juta surat tanah sejak penggunaannya di tahun 1998. Selain itu, negara
bagian Bihar telah
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar